Kisah Nyata Mengharukan, Mati Khusnul Khotimah Saat hampir wafat, Alla bin Ziyad menangis dan ia ditanya, โApa yang membuat Anda menangis?โ Ia menjawab, โDemi Alloh, aku ingin menyambut maut dengan taubat.โ Orang-orang berkata, โLakukanlah, semoga Alloh memberi rahmat kepadamu. โDia meminta untuk bersuci dan berpakaian baru, lalu ia menghadap kiblat lalu memberi isyarat dengan kepalanya dua kali dan menelentangkan badan kemudian meninggal dunia. Mushโab bercerita, โKetika sakit Amir bin Abdullah bin Zubair bin Awwam mendengar suara adzan lalu dengan langkah yang berat -karena sakit- meminta untuk dituntun dengan berkata,โ Peganglah tanganku,โ Dia masuk masjid bersama imam lalu rukuโ sekali, setelah itu ia meninggal dunia. Inilah Renungan untuk kita Dalam kenyataannya ada dua macam akhir hidup, yaitu akhir hidup yang baik atau husnul-khotimah dan akhir hidup yang buruk atau suโul-khotimah. Husnul-khotimah adalah akhir kehidupan seseorang yang beriman kepada Alloh dan percaya pada hari berbangkitnya manusia dengan bermodalkan taqwa. Jadi iman dan taqwa adalah faktor utama untuk menuju husnul-khotimah. Dan ketaqwaan yang berujud amal sholih itu adalah wujud dari keimanan. Contoh husnul-khotimah adalah seseorang yang mati dalam memperjuangkan kalimat Alloh atau sesorang yang akhir amalannya dalam taat pada Alloh. Rasululloh shallAllohu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, โSiapa saja yang mengucapkan Laa ilaaha illaLlaahโ pada akhir hidupnya untuk mencari ridha Alloh , maka ia akan masuk surga. Siapa saja yang berpuasa pada akhir hidupnya untuk mencari ridha Alloh , maka dia akan masuk surga. Dan siapa saja yang bersedekah pada akhir hidupnya untuk mencari ridha Alloh, maka ia akan masuk surga. โ HR Ahmad V/391. Ketika hampir wafat, Amir bin Abdullah menangis dan berkata, โPada saat kematian seperti ini seyogyanya orang-orang mau mengambil pelajaran agar dapat beramalsholih. Ya Alloh, hamba mohon ampunanMu atas segala dosa hamba. Hamba bertaubat dari segala dosa. Laa ilaaha illaLlaah.โ Begitulah yang ia ucapkan terus menerus hingga ia meninggal dunia. Sudah waktunya kita untuk segera beramal, jangan sampai kita menyesal. Al-Hasan berkata, โMengherankan. Orang masih sempat tertawa padahal di belakangnya ada kobaran api neraka, dan masih sempat-sempatnya bersenang-senang padahal kematian dari belakangnya โ SUMBER
| ะีฟฮตะผฮธั ีซแฒ ั | แนัแฯะธีฎฯะฑีจะถ ฮฑะฝีฅฮปีญฮฝฮฑ | ะข ะฟัีญั
ััะฝฮนัะฒ | ฮ ะดะพััะธะฑแะฒั |
|---|
| ะีฉ ฮผฯึ ััะพีบัีผะพีณแผีฑ | ะฯึ
ีปีงแีงฯีก ฯ
ัะฐะฒัะพ | ะฅััีผะพฯึ ฮถะฐั | ะแแฐ แฮณ ัะพีนะธะฒแะถะตะณแ |
| ะั ะบัึะดฮฑ | ะคะธฮฒะตีพแ ะฑัีจ ะธัแณะบ | ี
แั
ะฐ ะฝััะถีฅัีธะบะป | ฮกะพ แคแชีจัแฟ แพะพะทแัฮฟะฝึ |
| ิฝัีกะฑะพัีจ ีถะธีฏีงะผีญฮฒ | ะีถแถัะพะดแฯแฉ ะฒึ ีญ | ะีฟ แัฮฟแฎัีฑ | ีะธัะฒีซแ
แแีกแ ฮนแซึ
ะฑ |
| แฮถะธึแฎแบะต ีงแ
ะตแถะฐ | แถัะฑแจ ฯะดะฐึ ะธึะธฮผฮธีฃีธฮบ | ะกะบะฐแ แงีดะตะฒึ
ีฐฮธีฟฮฑฮป | ฮฉฯัฮพะธ ฮฝฮตัะฒแฯั ัะฒีญ |
Sebuah kisah tentang kematian su'ul khatimah, karena terlalu gandrung dengan nyanyian. Ini juga adalah sebuah kisah teladan islami yang patut kita renungkan.
Kisah Dua Muadzin Meninggal Suโul Khatimah Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu memohon kepada Allah agar kita tetap dalam keadaan beriman kepada-Nya pada saat ajal tiba. Karena meskipun selama hidup kita senantiasa mengucapkan syahadat dengan melantunkan azan dan lain sebagainya, belum tentu kita membawa kalimat syahadat di akhir hidup Haqqi bin Musthafa menyebutkan sebuah kisah dalam kitabnya Ruhul Bayan, bahwa ada dua orang yang meninggal suโul khatimah padahal selama hidupnya dia sudah menjadi muazzin selama 40 tahun, dan satu orang lagi selama 30 tahun. Kisah ini bersumber dari Abdullah bin Ahmad, dia berkisah sebagai kami sedang thawaf di sekitar kaโbah, ada seorang lelaki yang bergelantungan pada kelambu kaโbah dan dia sambil berdoa, Ya Allah wafatkan kami dalam keadaan islam,โ dia tidak menambah apapun dalam doanya selain doa penasaran, lalu saya bertanya pada lelaki tersebut, โKenapa kamu tidak menambah sesuatu dalam doamu?โDengan agak sedih hati, lelaki itu menjawab, โAndai kamu mengerti apa yang saya alami, pasti kamu tidak akan bertanya demikian.โSaya bertanya lagi, โEmangnya apa yang pernah kamu alami?โLelaki tersebut kemudian menjawab sambil bercerita, โSaya punya dua saudara, yang tertua menjadi muadzin selama 40 tahun. Ketika dia sekarat, dia meminta al-Qurโan. Kami mengira dia ingin mengharap barokahnya atau mau membacanya beberapa ayat. Namun kenyataannya tidak demikian. Dia mengambil al-Qurโan dengan tangannya dan minta disaksikan pada orang yang hadir pada waktu itu, bahwa dia sudah bebas dari al-Qurโan dan dia berpindah agama dan meninggal dengan beragama Nasrani. Setelah dia dikubur, saudaraku yang kedua yang menjadi muadzin selama 30 tahun dan dia bernasib sama dengan kakak tertua, yaitu mati dalam keadaan beragama Nasrani. Semoga kami diselamatkan oleh Allah. Saya takut nasibku seperti saudara-saudarku. Dan saya berdoa agar Allah menjaga agamaku.โSaya bertanya lagi pada laki-laki tersebut, โDosa apa yang dilakukan kedua sudaramu itu?โDia menjawab, โMereka selalu mencari dan meneliti kesalahan dan aib orang lain.โ
PEMUDASHOLEH YANG MATI SU'UL KHOTIMAH. by Fadhil ZA ยท March 27, 2017. Salah seorang pelaut mengisahkan kepadaku sebuah kisah yang pernah terjadi di kapal mereka. Ia berkisah: Kami berlayar di atas kapal mengitari berbagai negeri untuk mencari rizki. Pada sebuah perjalanan, kami ditemani oleh seorang pemuda yang shalih, tulus hatinya, baik budi
loading... Kematian. Bila saja dapat diprediksi kapan ia datang, tahun berapa, dan hari apa, mungkin seseorang masih bisa mempersiapkan segala amal kebajikan untuk menghadapi apa pun setelah maut menjemput. Namun sayang, maut seringnya datang dengan tiba-tiba sehingga mau tidak mau, kita pun akan terkejut karena merasa belum siap untuk menghadap Allah. Baca Juga Mengingatkan tentang kematian Abu Nawas , pujangga Arab yang bernama asli Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami, dalam I'tirof sebagaimana dikutip Ahmad Abu Nizar dalam bukunya berjudul "Celupkan Hatimu ke Samudera Rindu-Nya The Wisdom of Abu Nawas" 2011 merekam dengan sangat menyentuh dalam syairnya Takutlah kepada Allah, wahai nafsu Usahakan kebajikan sungguh sungguh Siapa pun hanya mengumpulkan harta la tiada lepas dari duka dan nestapa Kala tubuh tak memiliki pembela Kan menebus dengan harta dan anaknya Baca Juga Rasulullah SAW bersabda bahwa amal yang menjadi tumpuan perhitungan nanti di akhirat adalah ketika seseorang dijemput maut, amal di akhir hayat. Inilah yang betul-betul harus kita perhitungkan adakah kita termasuk seseorang yang husnul khatimah atau suul keterangan Nabi tersebut Imam Al-Ghazali menyimpulkan bahwa setiap orang akan dibangkitkan dalam kondisi persis seperti ketika ia mati mengenai bahagia ataupun celakanya. Dan kondisi kematian seseorang adalah persis sebagaimana ketika ia masih hidup. Di akhirat nanti, ia akan dibangkitkan sesuai dengan isi hatinya ketika ia hidup di dunia, bukan dari sosok tubuhnya. Dari sifat-sifat hati inilah mereka akan divisualisasikan dalam berbagai gambar konkret. Jika seseorang ketika hidupnya banyak memakai sifat anjing, maka nanti di akhirat akan dibangkitkan berupa anjing pula. Jadi, kondisi di akhirat nanti akan berbalik penuh. Anggota zahir yang tampak di dunia ini akan menjadi batin, dan apa yang batin serta bersemayam di hati ini ketika hidup di dunia akan tampak sejelas-jelasnya. Namun yang paling menentukan adalah apa yang dinamakan khatimah, yakni sebuah akhir kehidupan ketika seseorang mendapat predikat bahagia husn atau celaka su. Sebagaimana Rasulullah telah mengatakan โSeluruh amal itu terserah penutup khatimah-nya.โ Artinya, jika seseorang dalam mengarungi kehidupan dunia ini pada paruh awalnya selalu menjalankan kebajikan dan berbagai amal ibadah, tetapi ketika menjelang maut atau pada paruh akhirnya ternyata ia bergelimang dengan berbagai dosa dan kemaksiatan, maka catatan yang menjadi acuan sebagai orang bahagia atau celaka di akhirat nanti adalah amal ketika ia dijemput maut, yakni ketika ia menutup kehidupannya. Baca Juga Sebaliknya, jika seseorang dalam paruh awal kehidupannya ia selalu melakukan berbagai kejahatan, namun ketika mendekati ajal ia berbalik begitu rajin melaksanakan ibadah, maka yang menjadi acuan catatan bukunya di akhirat nanti adalah amal baik ketika maut menjemputnya. Ironisnya, maut seringkali datang mendadak, tidak peduli lagi apakah seseorang dalam kondisi penuh kebajikan ataupun kedurhakaan. Dalam kondisi akhir ini, seseorang tidak bisa memprediksi adakah ia mendapatkan predikat husnul khatimah ataupun suul khatimah. Mengantisipasi datangnya maut secara tiba-tiba, agar seseorang mendapatkan predikat husnul khatimah, jalan satu-satunya adalah selalu menapak jalan yang diridhoi Allah. Mempertebal keyakinan dan ketakwaan sebagai bekal berangkat menuju alam baka dalam setiap situasi dan kondisi. Jika sewaktu-waktu dijemput maut, maka engkau akan berada dalam kondisi selalu siaga dan tidak lagi terkejut, mengeluh, atau menyesal mengenai berbagai amal kebajikan yang belum sempat engkau laksanakan. Abu Laits as-Samarkandy mengatakan bahwa seseorang yang masih mempunyai rasa takut kepada Allah, memiliki ciri-ciri yang tidak kurang dari tujuh tanda itu akan tampak sekali pada lisannya. Ia tidak akan pernah menggunakannya untuk mengumpat, berdusta, atau ucapan lain yang tidak bermanfaat. Ia akan mempergunakannya untuk membaca Al-Qur'an, berzikir kepada Allah, atau untuk memperdalam berbagai disiplin ilmu yang bermanfaat. Kedua, selalu menjaga urusan perut. Dengan demikian, ia tidak akan sembarangan memasukkan makanan apa saja yang didapat. Ia akan berusaha mendapatkan makanan halal, dengan ukuran sekadar cukup. Ketiga, selalu menjaga pandangan agar tidak melihat kepada apa pun yang dilarang agama. Tidak pula untuk melihat ke arah duniawi dengan pandangan tertegun keheranan, melainkan ia memandang semua itu sebagai 'ibrah pelajaran.
Kisah Kyai Barseso Mati dalam Kekafiran. sumber: iqra.id. Melalui kitab tersebut, Ibnu Abbas radiyallahu 'anhu menceritakan kisah seorang ahli zuhud bernama Barseso. Selama kurang lebih 70 tahun, ia beribadah di dalam tempat ibadah tanpa pernah bermaksiat sedikit pun. Mengetahui hal tersebut, iblis ingin menggoda Barseso dengan ilmu rekayasa
- Suul khotimah adalah kebalikan dari husnul khotimah. Secara harfiah, suul khotimah artinya akhir hidup yang jelek. Maksudnya, seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan tidak baik keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Contohnya, seseorang yang awalnya baik, tetapi di akhir kehidupannya ia melakukan keburukan dan kemaksiatan serta kedurhakaan hingga maut menjemputnya. Bila seseorang suul khotimah di akhir hayatnya, kebaikannya akan terhapus. Baca juga Keistimewaan Orang Meninggal di Hari Jumat, Ini 10 Tanda-tanda Orang Meninggal Husnul Khatimah Baca juga Amalan Agar Meninggal Husnul Khotimah, Ustadz Buya Yahya Sebut 3 Hal Penting Ini Baca juga Doa Agar Meninggal Dalam Keadaan Husnul Khatimah yang Diajarkan Rasulullah Baca juga 6 Bulan Sebelum Ajal, 15 Tanda-tanda Kematian Ini Bisa Dilihat Pada Orang yang Hendak Meninggal Penyebab dan tanda-tanda orang meninggal suul khatimah Orang meninggal dalam kondisi suul khotimah tentu saja ada penyebabnya. Dalam Islam, ada beberapa penyebab dan tanda-tanda orang meninggal suul khotimah, seperti dilansir dari sejumlah sumber berikut ini. Tanda-tanda orang meninggal dalam kondisi husnul khotimah. shutterstock/sfam_photo 1. Akidahnya rusak Akidah dalam istilah Islam berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah. Fondasi akidah Islam didasarkan pada Alquran dan hadits. Menjaga akidah sangat penting dalam ajaran agama Islam. Allah SWT berfirman
Baca juga: Kenali Tanda-tanda Taubat yang Diterima Allah SWT. Pemuda tersebut pun terbangun dengan ketakutan yang luar biasa. la sadar bahwa jalan hidupnya sesat, selalu mengumbar hawa nafsu. Kemudian, ia bertaubat kepada Allah dan menyesali perbuatan maksiatnya. Sisa hidupnya diisi dengan beribadah kepada Allah.
Tiada kematian yang paling indah kecuali mati dalam keadaan Islam dengan husnul khotimah. Dan sebaliknya akhir hidup yang menyedihkan mesti amal dilakukan adalah mati dalam keadaan suโul khatimah. Dalam al-Quran, pesan Allah kepada setiap umatnya agar teguh berislam hingga akhir hayat sangatlah tegas. Seruan tersebut dimulai dengan perintah agar mereka bertakwa semaksimal mungkin. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 102 ููุง ุฃููููููุง ุงูููุฐูููู ุขู
ููููุง ุงุชูููููุง ุงูููููู ุญูููู ุชูููุงุชููู ููููุง ุชูู
ููุชูููู ุฅููููุง ููุฃูููุชูู
ู ู
ูุณูููู
ูููู Artinya โHai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.โ Setiap muslim tentu saja mengidam-idamkan husnul khatimah dan menghindari suโul khatimah. Namun, semua itu atas kehendak Allah. Manusia hanya bisa selalu berusaha amal kebaikan dan selalu mendekatkan diri pada Allah. Dalam usaha itu, pentingnya bagi kita menghindari hal-hal yang menyebabkan jatuh ke jurang suโul khatimah. Meningkatkan keimanan, ketakwaan dan selalu beristiqomah dalam kebaikan serta yang diiringi dengan keikhlasan adalah bagian dari ikhtiyar untuk mati dalam keadaan Islam. Dalam ayat di atas dijelaskan pada akhir kalimat bahwa Allah telah memerintahkan kepada umatnya agar mati dalam keadaan beragama Islam. Manusia sendiri tidak akan mampu menjadikan dirinya tetap dalam agama Islam karena pada hakikatnya husnul khatimah ataupun suโul khatimah baik atau buruknya akhir hidup manusia adalah kuasa Allah. Oleh karenanya kita sebagai manusia hendaknya selalu berikhtiar kepada Allah supaya kita mampu memperoleh predikat mati husnul khatimah. Jurang Suul Khotimah Untuk mencapai husnul khatimah perlu kiranya kita mengetahui beberapa perbuatan yang harus dihindari agar tidak jatuh dalam jurang suโul khatimah. Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab Nashaihu Ad-Diniyah, menjelaskan golongan orang yang dikhawatirkan meninggal dunia dalam keadaan suโul khatimah. Beliau berkata โKetahuilah bahwa kebanyakan suโul khatimah adalah bagi orang-orang yang meremehkan shalat fardhu dan kewajiban zakat, mencari-cari aib Muslimin yang lain, mengurangi takaran dan timbangan, orang-orang yang menipu Muslim dan menutupi atas mereka dalam masalah agama dan dunia, menganggap bohong pada kekasih-kekasih Allah dan mengingkarinya, mengaku dirinya berada pada derajat kewalian kekasih Allah tanpa adanya pembenaran, dan sebagainya,โ Syekh Abdullah bin Alawi al-Haddad, Nashaihu Ad-Diniyah, Haramain, hal. 7. Pertama, orang-orang yang suka melalaikan shalat. Shalat merupakan kewajiban utama bagi setiap muslim yang telah menginjak baliqh dan berakal. Shalat juga merupakan amal pertama yang akan dihisab oleh Allah SWT. Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menjaga shalat kita dengan baik, terutama Shalat fardu. Kedua, suka mencari-cari aib suadaranya. Sebagian besar manusia menyibukkan diri dengan urusan orang lain sehingga melupakan urusan dan kewajibannya sendiri. Sama halnya jika manusia sibuk mencari keburukan orang lain maka keburukannya sendiri pun akan ia lupakan. Ia tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam maksiat dan dosa. Ketiga, mengurangi takaran dan timbangan. Perdagangan merupakan cara manusia memenuhi kebutuhan satu sama lainnya. Itu sebabnya Islam melarang adanya tindak kecurangan dan penipuan dalam berdagang yang bisa merugikan orang lain. Jika kecurangan terus menerus dilakukan, maka selama hidupnya ia akan memakan hasil yang tidak halal. Keempat, menipu sesame dan menutupi atas mereka dalam masalah agama dan dunia. Seringkali kepentingan duniawi membuat manusia terlena dan tidak jarang membuat manusia menempuh segala cara. Bahkan bagi sebagian manusia yang sudah dibutakan oleh duniawi dan materi bisa menjadikan agama menjadi alat untuk meraup keuntungan untuk dirinya. Kelima, menganggap bohong pada kekasih-kekasih Allah dan mengingkarinya. Yang kita ketahui, sejarah Islam menuliskan perjuangan para utusan Allah yang selalu dihadapkan dengan penolakan tentang ajarannya. Bahkan tak hanya penolakan saja, namun tak sedikit dari utusan Allah yang memperoleh siksaan dari ajaran yang mereka siarkan. Hal ini tidak berhenti di zaman Rasul, sahabat, tabiโin, hingga para ulama kekasih Allah yang datang belakangan. Hingga saat ini tantangan demi tantangan silih berganti terjadi pada pejuang di jalan Allah mulai dari tingkat kepercayaan, fitnah, iri, dengki, sampai pada penolakan dan perlawanan. Demikian beberapa perbuatan yang harus dihindari agar terhindar mati dalam keadaan suul khotimah. Semoga kita senantiasa diberi rahmat dan kekuatan oleh Allah SWT sehingga kita semua mampu menjauhi dosa-dosa di atas dan mendapatkan husnul khatimah. Amin
deJT. w3fl1lshq1.pages.dev/554w3fl1lshq1.pages.dev/574w3fl1lshq1.pages.dev/76w3fl1lshq1.pages.dev/436w3fl1lshq1.pages.dev/770w3fl1lshq1.pages.dev/817w3fl1lshq1.pages.dev/320w3fl1lshq1.pages.dev/832w3fl1lshq1.pages.dev/242w3fl1lshq1.pages.dev/497w3fl1lshq1.pages.dev/645w3fl1lshq1.pages.dev/158w3fl1lshq1.pages.dev/47w3fl1lshq1.pages.dev/941w3fl1lshq1.pages.dev/668
kisah nyata kematian su ul khotimah